Kamis, 19 Mei 2011

♥♫♥" Kedahsyatan Fitrah Cinta Anak Manusia "♥♫♥

Cinta yang bersemi dalam hati, merupakan fitrah misteri di kehidupan anak manusia. Manifestasinya tidak pernah berakhir…hingga tiada lagi manusia yang memiliki hati tersisa di atas bumi ini…Manusia batiniah tercipta dengan potensi cinta terhadap sesuatu dan sesama yang tidak pernah dapat dibagi sama rata,
Hati akan lebih condong untuk lebih mencintai sesuatu dari pada yang lainnya.

Pemisalan yang mudah untuk memahaminya, kita tanyakan pada hati seorang ibu yang memiliki 3 anak. Dapatkah sama perasaannya cintanya pada 3 anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri ? Perhatian dan perlakuan tetap sama rata, tetapi, kecenderungan hati untuk lebih mencintai yang satu dengan lainnya, adalah fitrah yang tidak bisa di tolak...

Demikianlah potensi cinta Alloh anugerahkan di setiap hati manusia, dan lewat potensi cinta ini akan lahir kekuatan cinta yang teramat dahsyat. Dahsyatnya kekuatan cinta dapat membuat manusia melakukan sesuatu yang seakan-akan berada diluar kemampuannya. Kekuatan cinta dapat memacu gelora hati manusia untuk menanggalkan dunia dan seisinya demi mendapatkan cintanya.
Tidak sedikit pula kekuatan cinta mendorong manusia untuk tidak ragu-ragu menyerahkan jiwa raganya demi cintanya.

Kisah nyata yang pernah kita dengar atau kita saksikan yaitu film "Titanic"
Kisah cinta terlarang dari seorang wanita bangsawan dan seorang pemuda tampan rakyat kelas bawah. Mereka tidak sengaja bertemu dalam sebuah kapal besar yang sangat terkenal, yaitu kapal Titanic. Kisah cinta ini merupakan gambaran bagi kita, bahwa kekuatan cinta sanggup mendorong seorang wanita melepaskan dirinya dari kehidupan yang gemerlap dan melepaskan dirinya dari status kebangsawanannya demi melakukan apa saja untuk pria yang dicintainya… Begitupun sebaliknya si pria, yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan cintanya pada sang wanita.
Demikian sedikit gambaran dari dahsyatnya kekuatan cinta, …

Pada sisi yang lain kekuatan cinta, tidaklah selalu dirasakan indah oleh seseorang..Kekuatan cinta ini dapat pula memberikan dorongan yang sangat berbahaya..Manifestasi dari patah hati, putus cinta, cinta yang bertepuk sebelah tangan, sanggup mendorong manusia masuk kedalam jurang keterpurukan yang dalam hingga kehilangan gairah hidup, hidup kacau balau, bahkan berujung pada mengakhiri hidupnya sendiri…

Kalau begitu, bagaimanakah sebaiknya kita menggunakan potensi cinta ?… karena sesungguhnya potensi cinta merupakan kekuatan yang amat dahsyat, yang dapat membantu manusia mencapai kebahagiaan hidup, tetapi pada sisi yang lain, cinta dapat membuat manusia membunuh dirinya sendiri. Sebaik-baiknya petunjuk menggunakan potensi cinta yang kita miliki, jelas dan pasti harus berasal dari sumber segala cinta, dan Pencipta dari rasa cinta itu sendiri.

Maka, Allah berfirman dalam Al Quran ;
(9:24) “Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.

Bagaimana cara untuk memahami hal ini...?

Ayat diatas, Alloh memperingatkan agar kita lebih mencintai Alloh dari pada yang lain, lalu kita membagi sisanya dengan apa yang kita miliki. Tentunya ada hikmah dibalik perintah Alloh dalam menggunakan potensi cinta yang dimiliki oleh setiap manusia.

Seperti yang kita bersama ketahui, bahwa kekuatan cinta sangat berhubungan dengan kesedihan dan kegembiraan...dan petunjuk mengenai kesedihan dan kegembiraan diterangkan sebagaimana ayat 23 dalam surat al Hadid ;
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput atau hilang dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu....",

Ayat ini bermakna mengajarkan agar kita jangan terlalu bersedih jika kita kehilangan sesuatu, karena dunia bukanlah tempat yang abadi. Dan pada sisi yang lain, janganlah terlalu gembira mendapatkan sesuatu, karena dunia bukanlah tempat yang abadi... Menyikapi segala sesuatu pada level menengah adalah sikap yang Alloh ajarkan kepada kita melalui ayat ini.

Dalam konteks cinta, sikap level menengah adalah dengan tidak terlalu mencintai apa yang ada di dunia ini, atau dengan kata lain, gunakanlah potensi cinta yang kita miliki untuk lebih mencintai Alloh dari apapun yang ada di dunia ini sebagaimana ayat 24 dalam surat at taubah 9 :
Karena jika kita terlalu mencintai apa yang kita miliki, maka ketika apa yang kita cintai itu hilang, kegembiraan akan berganti dengan kesedihan yang sebanding dengan kecintaan kita terhadap apa yang hilang.

Ilustrasinya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari...
Mana yang lebih menyedihkan, kehilangan uang 100 rupiah atau 100 juta rupiah...? Kebanyakan orang pasti lebih sedih jika kehilangan uang 100 juta rupiah, kenapa...? Karena lebih bergembira ketika mendapatkan 100 juta dibandingkan mendapatkan uang 100 rupiah. Jika perasaannya sama ketika mendapatkan uang 100 rupiah dengan 100 juta rupiah...maka ketika ia kehilangan uang 100 juta rupiah...kesedihannya tidak melebihi dari ia kehilangan uang 100 rupiah..

Begitupun dengan cinta....
Ketika seorang sangat mencintai orang lain, maka ketika kehilangan orang yang dicintainya, kesedihannya akan sama dengan kecintaannya... Dan kekuatan cinta yang tidak sampai pada tempatnya inilah yang membuat manusia frustasi, putus asa, dan berbagai manifestasi negatif lainnya...

Dan Alloh tidak menginginkan manifestasi ini terjadi pada hamba-Nya, terpenjara dalam belenggu cinta yang menyulitkan dirinya. Karena itu Alloh mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan potensi cintanya kepada Alloh melebihi cintanya kepada apapun di dunia ini. Cinta kepada Alloh, bukanlah hal yang tidak mungkin…

Banyak kisah Al Quran yang Alloh abadikan tentang cinta seorang hamba kepada Rabb-nya...

Memang, cinta tidaklah datang dengan sendirinya, cinta butuh proses, butuh waktu dan memerlukan pengorbanan tetapi jika tidak dimulai sekarang, kapan kita mulai belajar untuk mencintai Alloh…? Di kehidupan yang mana kita akan membukakan hati kita untuk menerima kasih sayang Alloh…?

Mari kita mulai belajar lebih mencintai Alloh. Mencintai Alloh,adalah cinta yang abadi dan suci… Karena Alloh tidak pernah mengkhianati seorang hamba yang mencintai-Nya…

Wallahu’alam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar