Senin, 16 Mei 2011

Memandang Kehidupan....


Saudaraku,
Seperti apakah diri kita memandang kehidupan dunia ini? Apakah kita harus menafikan dan meninggalkannya dalam rangka untuk berkonsentrasi dan menyendiri untuk beribadah kepada Allah SWT? Seperti apakah kita semestinya menempatkan posisi diri kita di atas permukaan bumi ini?
Syeikh Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam sebuah syairnya menyebutkan, “Ambillah dunia yang sampai padamu, dan dengan itu berjuanglah menuju Tuhanmu. Berjuanglah dengan penuh kesungguhan dan kemudian perhitungkanlah”.

Sebuah sikap yang arif, dimana seseorang, terlebih muslim, mampu menjadikan dunia sebagai sarana aktifitas dan kreatifitas positif bagi dirinya, sehingga dunia mampu manghantarkannya pada kebaikan dan menyelamatkannya dari keburukan. Ia mampu dengan benar memandang bahwa dunia merupakan jembatan serta ladang baginya untuk kehidupan akhirat.


Ada sebuah kisah tentang seorang pria cerdas yang memilih meninggalkan bangku kuliahnya karena menganggap bahwa hal yang ia jalani merupakan sebuah perkara yang tidak perlu serta atas alasan yang tidak jelas. Ia memilih fokus untuk beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan jalan meninggalkan usaha yang semestinya ia lakukan, terlebih dengan keadaan orang tuanya yang butuh perhatian dan perawatan dikarenakan penyakit akut yang dideritanya, serta masih terdapat adik-adiknya yang butuh figur ayah dan pemimpin di keluarganya, dikarenakan sang ayah beberapa tahun yang lalu telah meninggal dunia, dan hal itu diharapkan terdapat pada sosok sang kakak, yakni pria tadi.

Saudaraku,
Barangkali ada sebagian dari kita yang mencoba “lari” dari dunia dan menafikannya, lalu berkonsentrasi beribadah kepada Allah SWT, padahal dirinya masih mempunyai tanggung jawab yang mesti ditunaikan dalam ruang kehidupan duniawinya. Di sekelilingnya masih ada anak-anaknya yang harus bersekolah serta orang tuanya yang butuh perawatan dikarenakan telah berusia lanjut, sedangkan untuk menunaikan dan memenuhi  semua itu dibutuhkan sebuah langkah ikhtiar.

Saudaraku,
Ada sebuah nasihat buat kita yang disampaikan oleh syeikh Ibnu Atha’illah. Dalam sebuah kitabnya beliau berkata, bahwa “Keinginanmu untuk menyendiri dengan menghindarkan diri dari urusan duniawi, padahal Allah telah menempatkanmu ke dalam kelompok orang-orang yang harus berusaha untuk mendapatkan penghidupan duniawi adalah nafsu yang tersembunyi. Adapun keinginanmu untuk berusaha untuk mendapatkan penghidupan duniawi, padahal Allah telah menempatkanmu ke dalam golongan orang-orang yang menyendiri adalah suatu kemunduran dari semangat dan cita-cita yang tinggi”.

Dalam penjelasan yang lain, beliau menyebutkan bahwa watak yang di miliki oleh seorang yang benar adalah tidak meninggalkan dunia karena akhirat dan tidak meninggalkan akhirat disebabkan oleh dunia. Hubungan timbal balik di antara keduanya yang dikehendaki oleh islam merupakan suatu keharusan yang mesti di usahakan dan ditunjang oleh perilaku dan akhlak yang islami. Memfokuskan diri untuk beribadah karena hendak mentaati Allah dengan jalan menanggalkan usaha, sedangkan dirinya masih memerlukan usaha sebagai keperluan yang wajar secara duniawi, menurut beliau merupakan syahwat badani yang tidak pada tempatnya.

Saudaraku,
Semoga Allah SWT menganugerahkan kita petunjuk dan bimbingan serta menyinari hati kita sehingga mampu dengan benar dan mantap memandang kehidupan sebagai medan perjuangan di jalan-Nya dalam rangka untuk senantiasa menggapai ridho-Nya.
Astaghfirullahal ‘azhim
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar